Tuesday, November 07, 2006

Candlestick 2

Jenis-Jenis Candle Stick :


A. Doji


Doji mengilustrasikan kondisi market yang sedang bingung memutuskan. Pada candlestick doji tidak ditemukan bagian yang bernama “real body”. Karena opening price sama persis dengan closing price pada saat itu. Pada gambar di atas, Anda dapat melihat bahwa panjang shadow di bagian bawah sedikit lebih panjang dibandingkan di bagian atas. Ini berarti terjadi tekanan buy pada market. Sebelum perioda tersebut ditutup, buyer berhasil menekan harga sehingga price pada perioda tersebut ditutup pada harga yang sama dengan opening price.

Doji bukan merupakan turning point (level tempat market berputar arah), namun Doji merupakan kesempatan bagi market untuk berputar arah. Doji merupakan momen kebingungan market dimana market masih belum bisa memutuskan arah yang ingin dituju.


B. Hammer and Hanging Man


Kedua gambar di atas bisa merupakan Hammer atau Hanging Man. Hammer dan Hanging Man mempunyai pola yang identik. Perbedaan antara keduanya hanyalah pada dimanakah posisi mereka berada pada grafik Anda. Hammer mengakhiri trend turun dan mencegah price supaya tidak turun lebih jauh, sedangkan Hanging Man mengakhiri trend naik dan mencegah supaya price tidak naik lebih lanjut.


Keduanya (Hammer dan Hanging Man) memiliki dua tipe bentuk:


Hammer

Hammer with Empty Candlestick


Kita dapat melihat bahwa pada gambar di atas terjadi tekanan buy pada candlestick Hammer di mana closing price terletak lebih tinggi dibandingkan opening price.
Menurut teori Munehisa Homma, pola ini umumnya akan diikuti oleh pola bullish (naik).


Hammer with Shaded Candlestick


Namun apa yang terjadi jika pola Hammer ini merupakan shaded candlestick (bukan empty candlestick seperti contoh sebelumnya)? Well, kita masih dapat melihat bahwa pada candlestick tersebut terjadi tekanan buy namun tidak sekuat seperti contoh sebelumnya. Kali ini closing price terletak di bawah opening price. Menurut teori Munehisa Homma, pola ini umumnya akan diikuti oleh pola bullish (naik) namun sudut yang dibentuk akan relatif lebih landai dari contoh sebelumnya.


Hanging Man

Hanging Man with Shaded Candlestick


Kita dapat melihat bahwa pada gambar di atas terjadi tekanan sell pada candlestick Hanging Man di mana closing price terletak lebih rendah dibandingkan opening price.
Menurut teori Munehisa Homma, pola ini umumnya akan diikuti oleh pola bearish (turun).


Hanging Man with Empty Candlestick


Namun apa yang terjadi jika pola Hanging Man ini merupakan empty candlestick (bukan shaded candlestick seperti contoh sebelumnya)? Well, kita masih dapat melihat bahwa pada candlestick tersebut terjadi tekanan sell namun tidak sekuat seperti contoh sebelumnya. Kali ini closing price terletak di atas opening price. Menurut teori Munehisa Homma, pola ini umumnya akan diikuti oleh pola bearish (turun) namun sudut yang dibentuk akan relatif lebih landai dari contoh sebelumnya.


C. Spinning Top


Pola ini mirip dengan doji namun memiliki Real Body. Juga merupakan momen dimana market masih dibingungkan akan arah pergerakan price (sebagaimana doji).


D. High Wave


Pola ini mirip dengan spinning top namun pola memiliki range yang lebih lebar (shadows yang lebih panjang).

Pada perioda ini, biasanya terjadi pertarungan hebat antara buyer dan seller. Keduanya memberikan tekanan yang kuat (tekanan buy dan tekanan sell) namun hanya sebagian dari mereka yang berhasil memenangkan pertarungan ini. Kita dapat mengetahuinya dengan melihat pada posisi closing price yang terletak tidak terlalu jauh dari opening price.


E. Shooting Star


Yup, Anda benar. Bentuk yang ini memang mirip dengan hammer atau hanging man. Namun kali ini bentuknya terbalik. Pola ini memiliki fungsi yang sama dengan hammer atau hanging man. Yaitu memberitahu kita bahwa market sedang berpotensi untuk berbalik arah/mengubah arah trend.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home